lalala

Wednesday, 1 October 2014

Menyikapi Hujan

Bismillahirrahmanirraheem
In the Name of Allah, the most beneficent, the most merciful.

I testify that there's no God to be worship but Allah
And I testify that Muhammad (s.a.w) is His messenger.

[credit. thanks]
" Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmatNya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji." [42:28]

Sebiru lazuardi tiba-tiba memendung,
Terkesan kilau petir dan dentum guruh,
Dan langit pun segera,
Memuntahkan gugusan runtuhan hujan,

Bagaikan anak-anak kecil pasca merdeka,
Hujan dengan lebat bangganya menyimbah rata,
Mengena tanah, haiwan, manusia dan tumbuhan,
Lalu bagaimana manusia menyikapi hujan...?

Ada sesetengahnya tersengih bersyukur,
Namun banyaknya yang meratib bersungut,
Ada sesetengahnya berdoa 'Allahumma soyyiban nafi3aa'
Pun, ramainya mencari teduh di bawah kaki lima,
Ada yang menyibak sekaki payung tanda bersiaga,
Ada yang rela basah untuk menutupi air mata.

Kadangkala manusia menjadi begitu kasihan,
Dibalut dingin kesejukan,
Menjadi teroleng-oleng ditiup taufan  ringan,
Lalu di bawah teduhan,
Dia belajar mengumpul kekuatan.

Kadangkala manusia menjadi begitu berkebajikan,
Hanya dengan siaga sekaki payung pemberian,
Ingin dipayunginya sekalian manusia kebasahan.

Kadangkala manusia menjadi begitu kealpaan,
Katanya cuaca hari ini tidak baik,kerana hujan,
Padahal dahulu dia sendiri pijar dalam kemarau berpanjangan.

[credits. thanks.]


Sekitar Petaling Jaya memang basah hujan semedang seminggu dua ini.
Dan dalam itulah rencam cara manusia menyikapi hujan.
Manusia itu, termasuk saya.

[credits. thanks]


No comments:

Post a Comment