lalala

Thursday, 27 June 2013

I am a weirdo...?

Bismillahirrahmanirrahiim
In the name of Allah the most beneficent, the most merciful
I testify that there's no God to be worshiped but Allah
And I testify that Muhammad (SAW) is His messenger.


I am a weirdo
When I remember you,
And all the things you've done to me,
And please don't ask me,
Why is it so hard for me to forgive you?

I am a weirdo,
That I just can't get my head off you,
I ain't a bad omen neither I wanna hurt you,
But I just can't get your eyes through,
What did I do that hurt you so full?

I am a weirdo,
That I'm still standing here,
And do nothing for even a year,
That I choose to keep my prayer,
And stay strong to make you weaker,
But why did you push me like a liar?

I am a weirdo,
When I make myself strong enough to try,
But you said you're immune to be forgiving,
I might did wrongs but you make it hard to apologize,
So tell me please,
What should I do to let my sins washed and cried?

I am a weirdo,
When people see me,
And a peaceful picture in my face,
But if only they know,
What's really there in my vain.

I am a weirdo,
But you forgot to be thankful,
For maybe in another world,
You won't find a weirdo like me, like us.

I am weirdo,
But my greatest mistake might be true.
For I once loved you like a mother,
But actually you trash me out like I'm a sinner.
beautiful weirdo






Wednesday, 26 June 2013

Kosong yang Terisi

Bismillahirrahmanirrahim
In the name of Allah the most beneficent, the most merciful
I testify that there's no God to be worshiped but Allah
And I testify that Muhammad (SAW) is His messenger.

Hidup tak selalunya indah,
Langit tak selalu cerah...

Alhamdulillah. Tertunai hak2 seorang hamba.
Dia lantas keluar musolla Pudu yang sememangnya tak berlampu. Dah habis waktu operasi.
Jam tangan dikerling. 10.15 malam.

Dia duduk di bangku aluminium depan musolla. Pandangan kosong tak berperisa dihantar ke depan.
Depan itu musolla lelaki. Tetapi cuma sosok dua lelaki ala2 Arab yang sempat ditangkapnya.
Pandangannya memang dihalakan ke arah lelaki itu. Tetapi kosong. Tembus.
Keluhan berat dilepaskan sambil mencongak-congak.
"ke mana aku selepas ini?"

Tak perlu berkejar. Tiket bas tengah malam karang. Waktu cengkerik dah mula nak berbunyi.
Dia terus duduk di situ. Dilihat sepasang adik beradik Arab yang subhanallah comel.
Dengan rambut curly,baik abang , baik adik. Ligat ke sana sini.
Ingatannya kosong. Khali. Sepi. Dia penat memikirkan nasib diri.

Dia akan kembali ke pangkuan Ummi dan Abi yang dirindui
Sementelah di medan perjuangannya sendiri,
Teruk dia dilukai.
Kalau saja luka-luka ini mampu ditembusi,
Pasti tidak ada yang tidak berbirat pada isi,
Dia tidak pinta semua ini,
Tapi dia sedang bersedia diuji.
Mustahil dia tidak bertanya pada Ilahi,
Kenapa menitipkan ujian seberat ini?
Jerebu di luar tak sehebat sebu rasa dalam hati,
Saat mengguyur renik-renik halus,
Tumpah murah di bibir sendiri.


"Miss, where do you come from?" dia buat ramah pulak.
"Pakistan." jawab cik yang putih gebu dan berblaus hitam.
"I'm Yemeni. But staying in Jeddah." beritahu wanita berskaf hijau. Mungkin sekali ibu kepada 2 budak comel tadi.
Wanita berskaf hijau tadi menegur cik berbaju hitam kerana solatnya begitu mudah sekali.
Hanya dengan memakai skaf tetapi tidak berstokin dan sebahagian lenagnnya terdedah, bagaimanakah dikatakan tertutup auratnya dalam solat?
Dia hanya tekal diam. Dia boleh terima perbezaan mazhab tapi....Dia belum mahir menegur. Apatah lagi orang asing.
"What are you doing here?"
Hijau : My sister's studying here. I come to visit her. And then we'll go to Langkawi.
Hitam: For a vacation.
Dia senyum. Kemudian wanita berbaju hitam meminta izin. Suaminya sudah selesai urusan.
 Sekarang dia cuma ada wanita berskaf hijau untuk berbual sakan.

"I learn Arabic a little but still..I don't know how to speak Arabic fluently. I'm sorry."
"Masha Allah. Wallahiy, Arabic is easy. Masha Allah, you learn Arabic? In which university?"
"No. Not a university yet. I'm still  have to pass a test. It's called As Syahadah Ad Diniah Al 'Aliyah Al Maliziah. If I mae it, I'll be going to Al-Ahar, In shaa Allah." dia tersenyum dengan lrik lakar impian sendiri.
"AL-Azhar? Misr?"
"Na'am. "
"Subhanallah. Al-Azhar is a very very good university. You must can do it. Yeah , I believe you must can do it. What do you learn? Show me some books." Dia bawak keluarla sebuah buku. Mustolahul Hadith.
"Masyaa Allah. This is hard. But it's good for you."
"Yeah. See, I have to do some translations because I'm not that fasih
in Arabic, I don't understand every words." jujurnya telus. wanita itu memandangnya.
"Same with me, when I was here last year. I was staying here for 6 months to learn English." betapa pun, ramahnya wanita itu bercerita mengenai pengalamannya di Malaysia. Dan dia pula menceritakan pengalaman hidupnya di Jeddah.
"In my place, when it's time for praying we'll close all shops. If not the police will come and force us to do so. In Ramadhaan, all the restaurant will only operating after 'Asr. "
"Masya Allah. Wonderful."
"Here, it;s not like that, right? I understand because you have Chinese and some more.."
"Yeah, we have multiraces. "
"But lately I heard that our gov. wanna set up some shopping complex like those in Europe. Huh..I wonder they'll close the mall when it's time to pray or just leave it operating." ujarnya kesal,
Tiba-tiba entah macam mana boleh termasuk bab Syiah.
"Are you Syiah?"
"No, of course I'm not. I'm sunni."
"Good. poor our brothers in Syria. Basyar al-Assad is shaytan. Yeah. Basyar is shaytan. he is a strong syiah. Do you know when it's Saddam's time all the syiah were afraid. Because Saddam is a very stern ruler. Now that there's no more Saddam, syiah has spread more and more. Even in Saudi."
"And Malaysia too. Iran is the most powerful syiah centre, is it? It must be the agenda of Israel to destroy us, Muslims. Now that we have too many understandings. It's..complicated."
"Are you local?"
"Yeah. I am."
"What mazhab do you use? You know between all the 4 mazhab Syafiee , Maliki, Hambali and Hanafi. they are all good..." tiba-tiba wanita berskaf hijau itu bertanyakan soal fiqih mazhab.
Tercengang kejap. Nak jawab apa?
"We're Syafiee. We do that because...."
Wanita itu walaupun seperti masih tidak faham, tetap menerima hujah dia sebagai diskusi ilmuan.
"It's ramadhaan soon. Here..where can I find masjid with good imam like in Jeddah?"
"Ouh. I'm sorry. I don't belonged here. But if you wanna know...maybe you can try Masjid Negara or Masjid Besi in Putrajaya." wanita itu mengangguk sambil tersenyum.
Anak-anaknya yang agak buas itu beberapa kali disuruh dudk diam tapi tak diam-diam juga.
"You son...he has a wonderful hair. Subhanallah. I like it." dia kata sambil mengusap kepala budak berumur sekitar lapan ke sepuluh tahun itu.
"Subhanallah. His name is Jassim."
Dia senyum lagi. Rasa macam mimpi pulak.
Betilkah apa yang sedang dia hadapi ini?
Lupa seketika serabut dalam kepala.
Sebelum berpisah...
"Please take this." dia menyerahkan sebuah tasbih digital berwarna hitam
"But I have nothing in return." riak wajahnya serba salah.
"La' La'. All you need to do is pray for me. In shaa Allah anti minassoliheen. Please pray for me, okay? And do use the tasbih."
Dia diam tak terkata. Terbejat habis semua kata-kata.
"Syukran."
"Afwan. ma'a salaamah."
"wailalliqa'.." Dia menggalas beg dan turun
.
 
Allah.
hadiah apakah ini?
Dia tak mungkin mengerti,
tanpa cerah ilmu Ilahi.

Allahumma faqihna fiddeen.


Saturday, 22 June 2013

Rencam rasa

Bismillahirrahmanirrahim
In the name of Allah, the most beneficent, the most merciful
I testify that there's no God to be worshiped but Allah
And I testify that Muhammad (pbuh) is His messenger.

Alhamdulillah
Bagaimana lagi mahu berterima kasih pada Allah?
Ucapan tahmid takkan mampu menandingi semua kasih sayang Allah.
Terhadap hamba lemah sehina saya.

Alhamdulillah.
Di balik semua kelam kabut rasa ini,
Saya temukan sebuah tali pergantungan yang tidak tertandingi,
Yang terhulur rapi,
Pada sebuah kekuatan yang Dia pinjamkan,
Pada sebuah ketenangan yang Dia berikan,
Pada sebuah kenikmatan yang Dia anugerahkan,

Bercampur-baur rasa, sungguh tak tercerita.
Sungguh, tak terkata.

Bagaimana rasanya menonton impian zaman lampau,
Tetapi realiti diri menjarakkan imaginasi palsu?
Bagaimana rasanya bermujahadah,
Pada saat diri tak sanggup terluka bernanah?

Ini mungkin post paling ringkas,
Mungkin.

Wednesday, 5 June 2013

What Makes You Beautiful

Bismillahirrahmanirrahim
In the name of Allah, the most beneficent, the most merciful
I testify that there's no God to be worshiped but Allah,
And I testify that Muhammad ( PBUH) is His messenger.

I ain't One Dee.
Tak percaya?
Okay, saya pernah jadi kipas besar[big fan] One Direction,
Tapi sekarang biasa2 saja.

Tanpa sedar,
Sebenarnya Allah telah hantar beberapa wanita2 cantik di sekeliling saya.
Rasa bersyukur sebenarnya walaupun hakikatnya saya baru terperasankan,
Mereka ini super-duper cantik.

Cantik dalam. Cantik luar.
Dan muslimah2 ini adalah dari kalangan schoolmate saya,
Tak termasuk keluarga saya sebab saya sedia maklum,
Keluarga saya memang sedia cantik. [tolong bagi masa nak kembang sat]

#1
Usai memberi salam kedua, dia turut menadah tangan. Namun suara imam tidak kedengaran. Dia jadi bengang. Sedari solat tadi pun dia lekas terganggu kerana suara imam itu sungguh perlahan. Imam baca x best dia ok lagi, tapi kalau imam suara slow, Allahu rabbi. Sabar je la. Usai berdoa dia mencari kelibat imam. Dia nampak sahabatnya.
"Ati, kau imam eh tadi?" Ati memandangnya. Pandangan redup yg dihantar seperti biasa. namun jelas riak wajah Ati yang keletihan.
"A'ah. Kenapa?"
"Tak adalah. lain kali baca tu bagi kuat sikit."
"Eh, ye ke? Aku mintak maaf . Sorry aku tak perasan." Dia pandang muka Ati lalu terus melangkah keluar musolla.
Esoknya mereka kurang bertegur sapa. Selalunya mereka tidak begitu. Hatinya dipagut resah.
"Ati terasa dgn aku ke?"
Dia nekad. Ati perlu bersemuka dengannya. Di musolla, selepas Maghrib matanya liar mencari Ati. Dia menangkap sosok fisik Ati yang duduk membaca Quran di hujung musolla.
"Ati, aku nak cakap sikit."
"Ya. kenapa?"
"Aku...Nak mintak maaf."
"Eh..Kenapa pulak?"
"Yela. Aku sedap2 je marah kau semalam. Aku tak tahu kau penat baru balik dari kursus STAM tu. Aku mintak maaf taw."
"Aku pun laa. Kau mesti lagi penat kan? tak apalah. Kita sama2 maafkan, okay?"
Ati disalamnya erat dan dipeluk.

#2
"Akak! Jomlah main bola dengan Ayie." bersungguh dia mengajak. 
"Aduh, tak sampai hati la pulak nak reject. tak apalah. Asalkan dia happy."
"Ayie reti ke main bola?"
"Eh, Ayie reti la akak. kat sekolah kan, Ayie main bola dengan kawan2...bla..bla..bla.." Dia cuma melayan sahaja keletah anak kecil itu. Bola sepak diletakkan di hadapan kaki. Satu sepakan dihantar. Ayie menyambutnya dengan girang. Mereka berbalas sepakan. Dia mengerling ke arah jam tangan.
"Ok lah Ayie. Akak kena pergi dulu ni. Nanti kalau akak lambat kena ambil nama."
"Ok! Akak!"
"Apa?"
"Akak cool la," luah anak kecil itu sambil ibu jarinya diangkat. 

#3
"Nak, boleh tolong panggilkan anak mak cik?"
"Siapa ya namanya, mak cik?"
"Noor...."
"Ouh. Okay. Tapi makcik, maaf lah ye. Sebenarnya waktu melawat dah tamat."
"Mak cik nak jumpa dia sekejap je nak. Nak bagi barang ni ha."
"Tak apa. Boleh je nak jumpa tapi jangan lama ye, mak cik. Maaf," ujarnya sopan.
Mak cik itupun bertemu anaknya.
Mak cik itu sangat cantik. 
Ya, kecantikkannya jelas terpancar. Walaupun sudah berkedut, dia yang memakai tudung labuh itu tetap menawan.
Barangkali kerana, ketulusannya setiap kali berwudhu'.
"Noor, cantik lah mak kau."
"Cantik,kan? Macam anak dia lah."
"Pergh! perasan..Haha..Bolehlah."
Noor memang cantik . Secantik gunung azamnya  yang tinggi.

#4
saya terdengar esak tangis orang yg berdoa di hadapannya. Dia masih berdoa. Masih tekun merintih. Telekung itu...Macam kenal. Sampaikan saya sudah habis berdoa pun dia masih berdoa. saya rasa ingin memeluknya saat itu juga. Ingin menenangkannya, berkongsi dukanya. Ingin tahu apa yg begitu meruntun hatinya hingga munajatnya pada Allah lama benar. Akhirnya dia sudahi juga doanya.
"Kau okey?" Dia mengangguk.
"Aku...Rindu sangat."
"Kenapa? Cer citer."
"Aku rindu sangat kat mak aku. Aku harap sangat aku dapat balik, tolong dia masak kat dapur. "
"Laa...Tak lama lagi kita memang boleh balik pun."
"Tapi aku takut tak sempat. Aku takut Allah ambik nyawa aku sebelum tu." Sepotong ayatnya menyambar telingaku. ya. Zikrulmawt. Saya yang seringkali dihidangkan cerita hidup, sampai lupa pada kisah mati.
"In shaa Allah, sempat. Allah'll bless your intention. OK? tak mau sedih2,"
dan kami pun mula berkisar tentang cerita2 lain.
"Kan best kalau dapat selalu macam ni?"
"Yeah. spend some times for ourselves.. Cuti daripada memikirkan tentang org lain."
"I wish we have some times for the four of us."
"In shaa Allah."

Muslimat, antunna cantik.
Memang cantik.
Moga cantik di pandangan saya, cantik lagi di pandangan Allah.

Tuesday, 4 June 2013

Dai'e Yang Skeptis

Bismillahirrahmanirrahim
In the name of Allah, the most beneficent, the most merciful
I testify that there's no God to be worshiped but Allah
And I testify that Muhammad (SAW) is His messenger.

Kau, blog. Dah berhabuk.
Saya, tukang taip, minta maaf.
Boleh saya mula?
Bismillah.
yg pahit tapi manis
Is memandang sepi wajah Abah. Abah yang sudah dimamah usia. Tapi Abah yang masih gigih berusaha.

"Kita kena tolong dia. Dia keluarga kita jugak."

"Tapi  Bah, kalau dia yang tak nak berubah nak buat macam mana? Bertepuk sebelah tangan tak berbunyi." Is lantang bersuara.

"Dia saudara kau, Is. Inferior complexity . Itu yang dia alami sekarang. Dia rasa tak welcome. Dia rasa tersisih. Dia rasa semua orang mencari-cari kesalahan dia. Dia rasa tertekan dengan dunia dia sekarang ni. Abah harap kau faham."

Is terkedu. Betapa dia sebenarnya bersalah juga dalam hal ini. Dia yang sering bicara tentang dakwah itu, ternyata gagal mendalami jiwa saudara sendiri. Dia dai'e yang khilaf. Dia dai'e yang skeptis.

"Sebelum benda jadi lebih teruk ,Is. Abah mintak sangat kau orang faham keadaan dia. Memang susah, abah tahu susah nak terima dia, after all what you guys have been through with him, tapi cubalah."

"Is tak janji Bah."

"Kita anggap dia dalam rawatan. Dia sakit,Is. Dia perlu ubat. Kita nampak je badan dia besar, dia sedang meningkat remaja, tapi jiwa dia kosong,Is. Jiwa dia lemah. Dia tak kuat macam kau dan yang lain."


"In shaa Allah, Is cuba kompromi. tapi Is tak janji, Bah. Ini memerlukan mujahadah yang tinggi. Is pun bukan sabar sangat, abah tahu kan?"

"Is, kita kena bersyukur Allah tak uji kita dengan ujian2 yg lebih berat, yang mungkin kita sendiri tak mampu hadapi. Selama kita hidup berkeluarga,mungkin inilah ujian yang abah kira agak besar yg Allah turunkan pada kita. Allah nak uji iman kita, Is. Allah nak test,kita layak tak dapat syurgaNya."

"Tapi bah, setiap kali Is cuba buat baik dengan dia, semua ingatan Is pasal kejahatan yg pernah dia lakukan pada Is dan yang lain akan terpa. Seolah2 baru sekejap tadi dia lukai kami. Seolah2 masih segar lagi parut2 yg dia tinggalkan. Seolah2 takkan berhenti tangisan kami. Is rimas,Bah. Is fobia."

"Itu bukan fobia, Is. Itu dendam. Sudahlah, lepaskan saja. Syukurlah Allah masih beri peluang kepada kita utk memperbaiki dia sebelum dia terlanjur jauh."

"Is, dia tu remaja yang tengah membesar. Dia keliru mencari identiti. Dia cuma..."

"Apa? Pasif? Negative? Pesimis?" Semua yg negatif dilemparkannya.

"Yup. Dia rasa pesimis dan segan dengan persekitaran dia sekarang. Yelah, dia rasa macam org tgh perhatikan dia, cari salah dia.."

"Abah, Is cuba, okay? tapi Is tak janji."

"Tasbih kaffarah dan surah Al-'Asr"

Is, kalaulah nak dikira sakit Rasulullah dengan sakit kau, apalah sangat.
Is, kalaulah nak dibandingkan beratnya penanggungan kau,dengan beratnya batu yang ditanggung Bilal,     apalah sangat.
Is, kalau nak dibandingkan calar luka di badan kau dengan parut2 kekal di badan Khabab, apalah sangat.
Is, kalau dengan saudara sendiri pun kau tak nak beralah, kau sedia kalah dengan Yahudi laknatullah?

Is, bangunlah.
Nabi dulu lagi susah,wey.