lalala

Tuesday, 8 July 2014

Hanya Mata Rantai...

Bismillahirrahmanirraheem
In the name of Allah, the most beneficent, the most merciful.

I testify that there's no god to be worship but Allah,
And I testify that Muhammad (s.a.w) is His messenger.



Pernah suatu ketika,
Saya mendengarkan bait2 kalimah ini ditutur sedia,
"Adik-adik....kita ini adalah mata rantai perjuangan Rasulullah, "

Dengar. Bungkam. Masih tak faham.

Ada apa sebenarnya,
Dengan istilah mata rantai itu yang diulang-canang merata?
Ambil masa. Untuk terima.
Sebab bukan mudah.
Untuk terima begitu saja.

Hingga sampai suatu ketika,
Suara-suara yang mencanang itu lenyap pula,
Bertebaran ke serata dunia,
Tinggal saya, dan mereka.

Menghadapi sendiri resam rencah dunia,
Sepak terajang dan permainannya,
Jatuh dihempap dan bangkit semula,
Penat berlari dan berkayuh pun ada,
Namun bukan semua,
Dalam lautan manusia yang definisinya ;
saya dan mereka,
Dapat menafsir makna,
"Adik-adik...kita ini hanyalah mata rantai perjuangan Rasulullah"

Dan sampai pula kepada suatu ketika,
Yang saya sendiri harus berkata yang sama,
"Adik-adik...Kita ini hanyalah mata rantai perjuangan Rasulullah,"

Mana mungkin mampu dipertuturkan kata,
Kalau diri sendiri belum menghadam makna,
Bukankah nanti pincang bunyinya,
Seperti lirik lagu indah tapi kontang irama...?

Lalu melalui perjalanan singkat permusafiran dunia,
Selama meniti di batasan usia,
Inilah pendefinisiannya ;

Kita ini kerdil,
Cuma manusia biasa.
Yang diangkat menjadi terpilih,
 Dari Nabi sebaik-baik manusia,

Dan jalan juang yang sumpah panjang ini,
Mari letakkan dalam sebuah analogi.

Andaikan jalan juang ini seutas rantai,
Dan kita berada di pertengahan,
Sebelum kita telah ada bijian rantai,
Dan nun di hadapan kita pun,
Akan wujud bijian rerantai,
Yang berjuntaian panjangnya,
Tak tahu ke mana.
Dan, andaikan saja,
Rantai ini ke sorga.

Kita bukanlah bijian rantai pertama.
Kita bukanlah pemula.
Kita tidak merasa pahit perit menjadi golongan pembuka.
Kita tidak bersama Baginda,
Yang menawarkan agama dalam pekat zulmat jahiliyyah,
Kita tidak bersama sahabat Baginda,
Saat menerima cerca nista dan balingan tahi hadiah para kuffar,
Kita tidak bersama orang2 yang mengikuti Baginda,
Saat membina tamadun berjaya sehingga menawan dua pertiga dunia.

Dan kita juga bukanlah biji rantai yang terakhir,
Kita bukanlah pengakhir,
Kita tidak akan tahu bila terbenturnya biji rantai yang terakhir.
Kerana jalan ini akan sentiasa ada pewaris,
Generasi demi generasi lahir.
Ia akan terus begitu,
Sampailah tiba saat seru,
Pabila bumi, matahari dan seluruh bintang bertemu,
Dalam satu tiupan yang dahsyatnya hanya Allah yang tahu.

Jadi dengar sini.
Dan fahami itu.

Kita hanya mata rantai,
Yang menyambung liku-liku perjuangan.
Bukan pemula.
Bukan juga penamat acara.

Kita pilih.
Untuk menjadi mata rantai yang menyambungkan,
Moga-moga sampai sorga,
Atau menjadi mata rantai yang membinasakan,
yang menjerumuskan ke dalam neraka...?

Nauzubillah!



  


No comments:

Post a Comment